Buatlah parafrase dari puisi Sapardi Djoko Damono yang berjudul sajak kecil Tentang cinta
1. Buatlah parafrase dari puisi Sapardi Djoko Damono yang berjudul sajak kecil Tentang cinta
Jawaban:
Mencintai gunung harus menjadi terjal .... jika mencintai gunung, berarti kita harus siap dengan keterjalannya. Mencintai cakrawala harus menebas jarak .... kata yang dipilih adalah menebas, bermakna jika kita mencintai cakrawala ... berarti kita harus menebas jarak yang membentang.
Dan klimaksnya ada di baris terakhir Mencintaimu harus menjadi aku dimaknai sebagai berikut ...
Bahwa untuk bisa mencintai sesuatu tersebut, maka kita harus siap mejadi bagian dari yang kita cintai. Jika kita mencintai Sang Pencipta .... berarti kita harus menjadi seperti seperti apa yang diinginkan oleh Sang Pencipta. Begitu pula jika mencintai seseorang, kita harus menjadi diri sendiri, bukan kamu atau kalian ... karena yang mencintaimu adalah AKU, bukan orang lain atau siapapun itu...mencintai kamu dengan semua kelebihan dan kekuranganmu.
Penjelasan:
Semoga membantu
#Jadilah yang terbaik nyan°
2. tema " sajak tafsir " oleh Sapardi djoko damono
Jawaban:
Kau bilang aku burung?
Jangan sekali-kali berkhianat
kepada sungai, ladang, dan batu
Aku selembar daun terakhir
yang mencoba bertahan di ranting
yang membenci angin
Aku tidak suka membayangkan
keindahan kelebat diriku
yang memimpikan tanah
tidak mempercayai janji api yang akan menerjemahkanku
ke dalam bahasa abu
Tolong tafsirkan aku
sebagai daun terakhir
agar suara angin yang meninabobokan
ranting itu padam
Tolong tafsirkan aku sebagai hasrat
untuk bisa lebih lama bersamamu
Tolong ciptakan makna bagiku
apa saja — aku selembar daun terakhir
yang ingin menyaksikanmu bahagia
ketika sore tiba.
Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Puisi Sajak Tafsir Sapardi Djoko Damono, https://jateng.tribunnews.com/2020/08/30/puisi-sajak-tafsir-sapardi-djoko-damono.
Penulis: iam
Editor: abduh imanulhaq
Penjelasan:
3. apa makna dari puisi "sajak tafsir" Sapardi Djoko Damono
Makna dari puisi "Sajak Tafsir" karya Sapardi Djoko Damono adalah KEINGINAN SESEORANG UNTUK TIDAK DIADILI OLEH MASYARAKAT AKAN IDENTITAS DAN JATI DIRINYA BERDASARKAN PENILAIAN MASYARAKAT, MELAINKAN MELALUI TINDAKAN, PEMIKIRAN, SIKAP, DAN BUDI PEKERTINYA.
Pembahasan
Sajak Tafsir merupakan salah satu puisi karya penyair Sapardi Djoko Damono. Beliau dikenal sebagai salah satu sosok yang aktif bergerak di bidang puisi kontemporer. Puisi kontemporer merupakan puisi yang berupaya melepaskan diri dari segala peraturan dan konsep yang mengikat puisi lama. Puisi ini, misalnya, tak jarang bebas dari penggunaan rima berpola tertentu, majas, bahkan kata-kata bermakna kiasan. Meski begitu, puisi ini tidak kehilangan keindahannya karena berpaku pada pesan yang ingin disampaikan oleh sang penyair.
Pada kesempatan ini, soal meminta kita untuk mencari makna yang terdapat di dalam puisi "Sajak Tafsir" tersebut. Sebagai rujukan, berikut kakak sertakan teks yang dimaksud oleh soal.
Sajak Tafsir
1
Siapa gerangan berani menafsirkanku
sebagai awan yang menjadi merah ketika senja?
Aku batu. Kota boleh mengembara ke langit
dan laut, aku tetap saja di sini.
Siapa tahu untuk selamanya.
Dan tidak boleh tidur,
meskipun kadang-kadang memahami
diri sendiri sebagai telur.
Tidak boleh menghardik pohon
yang malam-malam mengirimkan karbon.
Sungguh, aku batu
yang begitu saja di tengah jalan,
yang tak tampak sehabis hujan.
Siapa pula sampai hati
menafsirkanku sebagai langit
yang letih menggerakkan awan
dan menghirup udara jika hari hujan
dan matahari berusaha menembus
rambut tebalnya?
2
Aku sungai, biar saja.
Siapa kau yang merasa berhak
menafsirkanku sebagai batu?
Aku tak boleh letih menuruni bukit,
tak semestinya menanjak
mengatasi langit,
tak seharusnya memadamkan
matahari waktu siang
atau bersembunyi dari bulan
kalau malam tiba-tiba mengambang
di antara butir-butir udara
yang suka meretas
jika kau sedang menundukkan kepala.
Sungguh. Sungai tak akan bisa menjadi bunyi
atau sekedar rentetan aksara.
Aku sungai yang hanya bisa
mengikat pohon
agar tidak ikut kota mengembara
ke hutan dan meninggalkannya begitu saja.
Padahal dari sana pula asal-usulnya,
dulu ketika masih purba.
3
Siapa yang menyuruhmu menafsirkanku
sebagai sungai yang bisa menjadi suara
yang mengambang bersama cahaya sore
di sela-sela awan yang kadang-kadang
juga kautafsirkan sebagai lambang
kefanaan? Aneh.
Aku tak lain sawah yang dicangkul
musim dan dibiarkan tersiksa
oleh padi yang begitu saja tumbuh
di tengah-tengahnya.
Aku hanya suka menerima kota
jika kebetulan berjalan di hari libur
dari desa ke desa bercengkerama tentang
cuaca yang suka ke sana ke mari,
yang tiba-tiba menjadi sama sekali diam
jika kau menafsirkanku sebagai batu.
Aku sawah, yang tak akan bisa ramah
terhadapmu.
4
Sawah? Siapa pula yang telah membisikkan
kebohongan itu padamu?
Aku burung, yang boleh saja
membayangkan telah lahir
dari telur yang dibayangkan batu,
terlibat dalam kisah cinta yang pernah kaubaca
di kitab terjemahan itu.
Aku tidak menerjemahkan diriku
sendiri menjadi burung,
karena aku burung.
Bukan sawah yang masih suka
menerjemahkan dirinya menjadi kota
atau bahkan menafsirkan dirinya
sebagai batu.
Burung hanya mencintai
sayapnya sendiri,
mengagumi terbangnya sendiri
yang mengungguli ladang,
bahkan mengatasi batu.
Sungai pun, yang sesekali terjun,
tidak pernah berkeberatan akan
cintaku kepada selembar daun
yang merindukan langit.
5
Kau bilang aku burung?
Jangan sekali-kali berkhianat
kepada sungai, ladang, dan batu.
Aku selembar daun terakhir
yang mencoba bertahan di ranting
yang membenci angin.
Aku tidak suka membayangkan
keindahan kelebat diriku
yang memimpikan tanah,
tidak mempercayai janji api
yang akan menerjemahkanku
ke dalam bahasa abu.
Tolong tafsirkan aku
sebagai daun terakhir
agar suara angin yang meninabobokan
ranting itu padam.
Tolong tafsirkan aku sebagai hasrat
untuk bisa lebih lama bersamamu.
Tolong ciptakan makna bagiku,
apa saja – aku selembar daun terakhir
yang ingin menyaksikanmu bahagia
ketika sore tiba.
6
Siapa pula yang bilang
aku berurusan dengan duniamu?
Kyai mana yang membohongimu?
Pendeta mana yang selama ini
berdusta padamu?
Jangan tafsirkan aku
sebagai apa pun
sebab aku tidak pernah ada
dan tidak akan ada.
Aku tidak terlibat dalam makna
seperti yang mereka bayangkan
tentang diri mereka sendiri –
bukan bahasa yang tak lain masa lalu.
Dan kau juga tak akan mampu
membayangkan aku
sebagai kapan saja.
Aku tidak memerlukan bahasa –
diam bukan batu, mengalir bukan sungai,
dicangkul bukan sawah,
terbang bukan burung,
bertahan bukan daun.
Aku tidak, bukan apa pun.
Pelajari lebih lanjutPada materi ini, kamu dapat belajar tentang makna puisi:
https://brainly.co.id/tugas/9282515
Detil jawabanKelas: VIII
Mata pelajaran: Bahasa Indonesia
Bab: Bab 1 - Sastra
Kode kategori: 8.1.1
kata kunci: makna, puisi, sajak tafsir, puisi kontemporer, sapardi djoko darmono
4. puisi hujan bulan juni sapardi djoko Damono
Jawaban:
Penjelasan:
Hujan Bulan Juni
tak ada yang lebih tabah
dari hujan bulan Juni
dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pohon berbunga itu
tak ada yang lebih bijak
dari hujan bulan Juni
dihapusnya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu
tak ada yang lebih arif
dari hujan bulan Juni
dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu
semoga membantu,,,,klik terima kasih jika iya membantu
5. makna puisi aku ingin karya sapardi djoko damono?
tentang seseorang yang mencintai orang secara diam diam
6. sebutkan karya sastra dari sapardi djoko damono
puisi yang berjudul hujan bulan juniAda beberapa karya dari beliau, yang berupa puisi(yang salah satunya berjudul "aku ingin"), fiksi, prosa, dan non fiksi
7. jelaskan biografi tentang sastrawan sapardi djoko damono
Biografi adalah kisah atau keterangan tentang kehidupan seseorang. Sebuah biografi lebih kompleks daripada sekadar daftar tanggal lahir atau mati dan data-data pekerjaan seseorang,biografi juga bercerita tentang perasaan yang terlibat dalam mengalami kejadian-kejadian tersebutSapardi joko damono lahir dirumah kakeknya dari pihak bapaknya yang berada di kampung Baturono solo . masa kecilnya bercamppuk aduk dengan peperangan kemerdekaan . dan buku yang Ia terbitkan banyak yang menceritakan tentang perjuangan serta ayahnya ..
#maaf kalo terlalu simple#
8. Apa tema puisi bunga karya sapardi djoko damono
Tema puisi karya sapardi djoko damono adalah BUNGA
Kalau salah maaf
Kalau bener tolong jadikan yang terbaik ya ,pleasee
Kalau mau memastikan bisa di cek langsung di GOOGLE
9. Pada suatu hari nanti, Suaraku tak terdengar lagi, Tapi, di antara larik-larik sajak ini (Sapardi Djoko Damono) Citraan yang terdapat pada kutipan puisi tersebut adalah . .
Jawaban:
A. Pendengaran. maaf kalau ada yang salah dan semoga bisa membantu.
10. unsur fisik dari sajak karya sapardi djoko damono ?
1. Perwajahan puisi (tipografi)
2. Diksi
3. Imaji
4. Kata konkret
5. Gaya bahasa
6. Rima dan Irama
11. Hal yang dapat diteladani dari sosok sapardi djoko damono
Memajukan sastra hingga usia senja
12. Makna dari puisi pada suatu saat nanti karya sapardi djoko damono
meskipun seseorang telah hilang atau meninggal dunia, karya karyanya masih dikenang dan masih ada untuk selamanya (tak bisa hilang)
13. Tuliskan pantun yang berkaitan dengan sapardi djoko damono
Jawaban:
Hujan Bulan Juni
Tak ada yang lebih tabah
Dari hujan bulan juni
Dirahasiakan rintik rindunya
Kepada pohon berbunga itu
Tak ada yang lebih bijak
Dari hujan di bulan Juni
Dihapuskan jejak-jejak kakinya
Yang ragu-ragu di jalan itu
Tak ada yang lebih arif
Dari hujan bulan juni
Dibiarkan yang tak terucapkan
Diserap akan pohon bunga itu
Puisi tersebut menceritakan tentang bagaimana penantian seseorang terhadap orang yang dicintainya.
14. Citraan/imaji puisi dalam doaku,sapardi djoko damono
citraan penglihatan, maaf kalau salah
15. Prestasi dan penghargaan sapardi djoko damono
Penghargaan
*Cultural Award dari Australia (1978)
*Anugerah Puisi Putra dari Malaysia (1983)
*SEA Write Award dari Thailand (1986)
*Anugerah Seni dari Pemerintah Indonesia (1990)
*Mataram Award (1985)
*Kalyana Kretya (1996) dari Menristek RI
*Penghargaan Achmad Bak
16. bagaimana usaha sapardi djoko damono untuk sukses
Usaha Sapardi Djoko Damono untuk sukses adalah dengan giat membaca sedari ia kecil, mulai menulis puisi saat SMA, kuliah di UGM pada jurusan sastra lalu melanjutkan pendidikannya di Amerika Serikat. Selain it, Sapardi juga giat berteater yang kesemua kegiatan kesenian tersebut semakin mengasah jiwanya dalam menciptakan karya sastra.
PembahasanSapardi Djoko Damono adalah salah satu penyair kawakan Indonesia. Salah satu puisi paling terkenalnya adalah yang berjudul ‘Hujan di Bulan Juni’. Selain menjadi penyair, Sapardi Djoko Damono juga berprofesi sebagai dosen fakultas bahasa di Universitas Indonesia.
Pelajari Lebih LanjutPelajari lebih lanjut tentang materi teks biografi Sapardi Djoko Damono pada link berikut https://brainly.co.id/tugas/45245989#BelajarBersamaBrainly
#SPJ1
17. berikut ini adalah puisi karya sapardi djoko damono,kecuali
aku karya Chairil Anwar
padamu jua karya Amir Hamzah
tuhan karya Taufik ismail
Hujan bulan juni karya sapardi djoko damono.
pilihan ganda ?
ada pilihannya ?
18. Peristiwa tadi pagi karya sapardi djoko damono,1983
PERISTIWA PAGI TADI
karya:Sapardi Djoko Damono
Pagi tadi seorang sopir oelet bercerita kepada tukang warung tentang lelaki yang terlanggar motor waktu menyeberang.
Siang tadi pesuruh kantor bercerita kepada tukang warung tentang sahabat yang terlanggar motor waktu menyeberang, membentur aspal, lalu beramai-ramai diangkat ke tepi jalan.
Sore tadi tukang warung bercerita kepadamu tentang aku yang terlanggar motor waktu menyeberang, membentur aspal, lalu diangkat beramai-ramai ke tepi jalan dan menunggu setengah jam sebelum dijemput ambulans dan meninggal Sesampai di rumah sakit.
malam ini kau ingin sekali bercerita padaku tentang peristiwa itu.
Termasuk jenis puisi apakah itu? Dan apa alasannya???
-puisi tersebut termasuk puisi deskriptif karena penyair bertindak sebagai pemberi kesan terhadap suatu keadaan atau suasana
19. bagaimana suasana pada puisi aku ingin ciptaan sapardi djoko damono
sedih dan berbinar binar puisinya memang bagus dan intonasinya tepat itu membuat saya terkenang masa lalu.
20. Siapakah Sapardi Djoko Damono?
Jawaban:
Sapardi Djoko Damono (lahir di Surakarta, 20 Maret 1940 – meninggal di Tangerang Selatan, 19 Juli 2020 pada umur 80 tahun) adalah seorang pujangga berkebangsaan Indonesia terkemuka. Ia kerap dipanggil dengan singkatan namanya, SDD.Ia dikenal melalui berbagai puisinya mengenai hal-hal sederhana namun penuh makna kehidupan, sehingga beberapa di antaranya sangat populer, baik di kalangan sastrawan maupun khalayak umum.
Jawaban:
Nama Lengkap
Prof. Dr. Sapardi Djoko Damono
Alias
No Alias
Tempat Lahir
Kampung Baturono, Solo
Tanggal Lahir
Rabu, 20 Maret 1940
Zodiak
Pisces
Warga Negara
Indonesia
Ayah
Sadyoko
Ibu
Sapariah
Biografi
Prof. Dr. Sapardi Djoko Damono adalah seorang pujangga Indonesia terkemuka, yang dikenal lewat berbagai puisi-puisinya, yang menggunakan kata-kata sederhana, sehingga beberapa di antaranya sangat populer.
Sapardi merupakan anak sulung dari pasangan Sadyoko dan Sapariah. Sadyoko adalah abdi dalem di Keraton Kasunanan, mengikuti jejak kakeknya. Berdasarkan kalender Jawa, ia lahir di bulan Sapar. Hal itu menyebabkan orang tuanya memberinya nama Sapardi. Menurut kepercayaan orang Jawa, orang yang lahir di bulan Sapar kelak akan menjadi sosok yang pemberani dan teguh dalam keyakinan.
Awal karir menulis Sapardi dimulai dari bangku sekolah. Saat masih di sekolah menengah, karya-karyanya sudah sering dimuat di majalah. Kesukaannya menulis semakin berkembang ketika dia kuliah di Fakultas Sastra dan Kebudayaan UGM.
Dari kemampuannya di bidang seni, mulai dari menari, bermain gitar, bermain drama, dan sastrawan, tampaknya bidang sastralah yang paling menonjol dimilikinya. Pria yang dijuluki sajak-sajak SDD ini tidak hanya menulis puisi, namun juga cerita pendek. Ia juga menerjemahkan berbagai karya penulis asing, esai, dan sejumlah artikel di surat kabar, termasuk kolom sepak bola. Sapardi juga sedikit menguasai permainan wayang, karena kakeknya selain menjadi abdi dalem juga bekerja sebagai dalang.
Penyair yang tersohor namanya di dalam maupun luar negeri ini juga sempat mengajar di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia. Ia juga pernah menjadi dekan di sana dan juga menjadi guru besar serta menjadi redaktur pada majalah Horison, Basis, dan Kalam. Namun kini ia telah pensiun.
Hal lain yang membuat jasanya besar untuk sastra adalah berkat jasanya merintis dan memprakarsai Himpunan Sarjana Kesustraan Indonesia (Hiski), setiap tahun dewasa ini ada penyelenggaraan seminar dan pertemuan para sarjana sastra yang terhimpun di dalam organisasi tersebu
Pendidikan
Sekolah Dasar Kasatrian
SMP II Mangkunagaran
SMA II di Margoyudan
Jurusan Sastra Barat Fakultas Sastra dan Kebudayaan UGM
Karir
Guru Besar Ilmu Sastra
Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya UI
Dekan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya UI
Ketua Program Pascasarjana Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya UI
Pendiri Himpunan Sarjana Kesusastraan Indonesia (HISKI)
Dosen Universitas Diponegoro
Direktur Pelaksana Yayasan Indonesia
Dosen tetap di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya UI
Anggota Dewan Kesenian Jakarta
Pelaksana harian Pusat Dokumentasi HB Jassin
Anggota redaksi majalah kebudayaan Basis
Country editor untuk majalah Tenggara
Koresponden untuk Indonesian Circle
Pendiri Yayasan Puisi dan menerbitkan Jurnal Puisi
Penghargaan
Cultural Award dari Australia (1978)
Anugerah Puisi Putra dari Malaysia (1983)
SEA Write Award dari Thailand (1986)
Anugerah Seni dari Pemerintah Indonesia (1990)
Mataram Award (1985)
Kalyana Kretya (1996) dari Menristek RI
Penghargaan Achmad Bakrie (2003)
Penjelasan:
semoga bermanfaat kak:")
semoga bermanfaat kak:")JADIKAN JAWABAN TERBAIK:D
#AyoBelajar21. Lambang dari puisi Aku Ingin karya Sapardi Djoko Damono
Jawaban:
1. Komponen Tanda (lambang atau simbol, makna)
Aku Ingin
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu.
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada
a. Lambang atau simbol
Lambang atau simbol yang dimaksud adalah mencintaimu, sederhana, kayu, api, abu, awan, hujan, dan tiada
Penjelasan:
semoga membantu:)
jadikan jawaban tercerdas ya kak:")
22. Bagaimanakah citraan dalam puisi kita saksikan karya sapardi djoko damono?
bagus dan jelas ketika membaca ejaan dengan suara yang nyaring
23. Apa makna dibalik Pusi-puisi berikut? A. Cintaku jauh di Pulau. Karya: Chairil Anwar B. Hujan dibulan Juni. Karya: Sapardi Djoko DamonoC. Aku. Karya: Chairil Anwar. D. Aku ingin. Karya: Sapardi Djoko Damono
Jawaban:
A. ( gadis yang menjadi ) Cintaku ( berada ) jauh di pulau ( lain )
B. ketabahan dan kesabaran sebuah kasih sayang
C. menggambarkan kegigihan dan semangat perjuangan untuk membebaskan diri dari belenggu penjajahan, dan semangat hidup seseorang yang ingin selalu mem memperjuangkan haknya tanpa merugikan orang lain, wa walaupun banyak rintangan yang ia hadapi
D. menyampaikan hasrat sang penyair untuk mencintai dengan tulus dan apa adanya
Penjelasan:
Maaf kalau salah dan follow me dan bintang nya yaaa
24. Latar belakang keluarga sapardi djoko damono
Kelihatan gak? Lagi males ngetik. Maaf
25. Jelaskan unsur nilai yang terkandung dalam kumpulan sajak babad batu karya Sapardi Djoko Damono
Jawaban:
sejarah, sastra, sosial, budaya, agama, hingga politik
Penjelasan:
Unsur nilai dalam kumpulan sajak babad batu mengajak pembaca menafsirkan sejarah, sastra, sosial, budaya, agama, hingga politik, melalui diksi, proses kreatif Sapardi Djoko Damono; pencapaian estetikanya; serta pembicaraan dari tukang kritik puisi Indonesia pada masanya.
26. apa makna puisi sajak putih karya sapardi djoko damono ?
Penjelasan:
Maknanya adalah harus patuh terhadap orang tua.
27. Sikap yang bisa di teladani dari Sapardi djoko damono
1. berani
2. mengembangkan segala kelebihan
3. Berusaha Menjadi yang Terbaik
semoga membantu
28. Masih Ingatkah Kau Jalan Pulang buku antologi puisi terbaru Sapardi Djoko Damono. Dalam buku ini, Sapardi Djoko Damono berkolaborasi dengan Rintik Sedu. Usia Sapardi Djoko Damono dan Rintik Sedu terpaut cukup jauh. Perbedaan usia tersebut membuat isi buku ini unik. Isi buku ini sangat kaya. Kedua ide penyair tersebut saling bersautan, mulai dari cinta, kehidupan, hingga kepulangan. 1. Opini penulis dalam teks ulasan tersebut adalah ... a.Masih Ingatkah Kau Jalan Pulang berisi puisi-puisi unik. b. Sapardi Djoko Damono berkolaborasi dengan Rintik Sedu. c.Masih Ingatkah Kau Jalan Pulang karya Sapardi Djoko Damono. d. Usia Sapardi Djoko Damono dan Rintik Sedu terpaut cukup jauh.
Jawaban:
Jawaban A
Penjelasan:
jawaban yg tepat
29. pernyataan yang sesuai dengan isi teks ulasan tersebut adalah antologi hujan bulan juni sepilihan sajak berisi........a. ide yang di tulis sapardi djoko damono. b. kumpulan sajak karya para sastrawan.c. puisi kontemporer yang menarik di baca.d. kumpulan sajak sapardi djoko damono ditulis antara tahun 1959-1994.
d. kumpulan sajak sapardi djoko damono
ditulis antara tahun 1959-1994.
Jawaban:
Jawabannya d
Kumpulan sajak sapardi djoka damono ditulis antara tahun 1959 1994
30. biografi sapardi djoko damono
Jawaban:
Nama Lengkap
Prof. Dr. Sapardi Djoko Damono
Alias
No Alias
Tempat Lahir
Kampung Baturono, Solo
Tanggal Lahir
Rabu, 20 Maret 1940
Zodiak
Pisces
Warga Negara
Indonesia
Ayah
Sadyoko
Ibu
Sapariah
Biografi
Prof. Dr. Sapardi Djoko Damono adalah seorang pujangga Indonesia terkemuka, yang dikenal lewat berbagai puisi-puisinya, yang menggunakan kata-kata sederhana, sehingga beberapa di antaranya sangat populer.
Sapardi merupakan anak sulung dari pasangan Sadyoko dan Sapariah. Sadyoko adalah abdi dalem di Keraton Kasunanan, mengikuti jejak kakeknya. Berdasarkan kalender Jawa, ia lahir di bulan Sapar. Hal itu menyebabkan orang tuanya memberinya nama Sapardi. Menurut kepercayaan orang Jawa, orang yang lahir di bulan Sapar kelak akan menjadi sosok yang pemberani dan teguh dalam keyakinan.
Awal karir menulis Sapardi dimulai dari bangku sekolah. Saat masih di sekolah menengah, karya-karyanya sudah sering dimuat di majalah. Kesukaannya menulis semakin berkembang ketika dia kuliah di Fakultas Sastra dan Kebudayaan UGM.
Dari kemampuannya di bidang seni, mulai dari menari, bermain gitar, bermain drama, dan sastrawan, tampaknya bidang sastralah yang paling menonjol dimilikinya. Pria yang dijuluki sajak-sajak SDD ini tidak hanya menulis puisi, namun juga cerita pendek. Ia juga menerjemahkan berbagai karya penulis asing, esai, dan sejumlah artikel di surat kabar, termasuk kolom sepak bola. Sapardi juga sedikit menguasai permainan wayang, karena kakeknya selain menjadi abdi dalem juga bekerja sebagai dalang.
Penyair yang tersohor namanya di dalam maupun luar negeri ini juga sempat mengajar di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia. Ia juga pernah menjadi dekan di sana dan juga menjadi guru besar serta menjadi redaktur pada majalah Horison, Basis, dan Kalam. Namun kini ia telah pensiun.
Hal lain yang membuat jasanya besar untuk sastra adalah berkat jasanya merintis dan memprakarsai Himpunan Sarjana Kesustraan Indonesia (Hiski), setiap tahun dewasa ini ada penyelenggaraan seminar dan pertemuan para sarjana sastra yang terhimpun di dalam organisasi tersebu
Pendidikan
Sekolah Dasar Kasatrian
SMP II Mangkunagaran
SMA II di Margoyudan
Jurusan Sastra Barat Fakultas Sastra dan Kebudayaan UGM
Karir
Guru Besar Ilmu Sastra
Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya UI
Dekan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya UI
Ketua Program Pascasarjana Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya UI
Pendiri Himpunan Sarjana Kesusastraan Indonesia (HISKI)
Dosen Universitas Diponegoro
Direktur Pelaksana Yayasan Indonesia
Dosen tetap di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya UI
Anggota Dewan Kesenian Jakarta
Pelaksana harian Pusat Dokumentasi HB Jassin
Anggota redaksi majalah kebudayaan Basis
Country editor untuk majalah Tenggara
Koresponden untuk Indonesian Circle
Pendiri Yayasan Puisi dan menerbitkan Jurnal Puisi
Penghargaan
Cultural Award dari Australia (1978)
Anugerah Puisi Putra dari Malaysia (1983)
SEA Write Award dari Thailand (1986)
Anugerah Seni dari Pemerintah Indonesia (1990)
Mataram Award (1985)
Kalyana Kretya (1996) dari Menristek RI
Penghargaan Achmad Bakrie (2003)
Penjelasan:
Jawaban:
Prof.Dr. Sapardi Djoko Damono lahir di Surakarta , 20 maret 1940. Masa mudanya dihabiskan di Surakarta. Sapardi bersekolah SD di Sekolah Dasar Kasatrian. Setelah itu ia melanjutkan ke SMP Negeri 2 Surakarta. Pada saat itulah kegemarannya terhadap sastra mulai nampak. Sapardi lulus dari SMA pada tahun 1955. Kemudian ia melanjutkan sekolah ke SMA Negeri 2 Surakarta. Sapardi menulis puisi sejak duduk di kelas 2 SMA. Karyanya dimuat pertama kali oleh sebuah suat kabar di Semarang. Tidak lama kemudian, karya sastranya berupa puisi-puisi banyak diterbitkan di berbagai majalah sastra, majalah budaya dan diterbitkan dalam buku-buku sastra. Sapardi lulus dari SMA pada tahun 1958.
Setelah lulus SMA, Sapardi melanjutkan pendidikan di jurusan Sastra Barat FS&K di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Setelah lulus kuliah, selain menjadi penyair ia juga melaksanakan cita-cita lamanya untuk menjadi dosen. Ia meraih gelar sarjana sastra tahun 1964. Kemudian Sapardi memperdalam pengetahuan di Universitas Hawaii, Honolulu, Amerika Serikat (1970-1971) dan meraih gelar Doktor dari Universitas Indonesia (1989). Setelah itu, Sapardi mengajar di IKIP Malang cabang Madiun selama empat tahun. Kemudian dilanjutkan di Universitas Diponegoro , Semarang, juga selama empat tahun. Sejak tahun 1974, Sapardi mengajar di FS UI. Beberapa karyanya yang sudah ada di tengah masyarakat antara lain DukaMu Abadi (1969), Mata Pisau dan Aquarium (1974). Sapardi juga menulis buku ilmiah, satu di antaranya Sosiologi Sastra, Sebuah Pengantar Ringkas. (1978).
Para pengamat menilai sajak-sajak Sapardi dekat dengan Tuhan dan kematian. “Pada Sapardi, maut atau kematian dipandang sebagai bagian dari kehidupan; bersama kehidupan itu pulalah maut tumbuh,” tulis Jakob Sumardjo dalam harian Pikiran Rakyat, 19 Juli 1984. Sebuah karya besar yang pernah ia buat adalah kumpulan sajak yang berjudul Perahu Kertas dan memperoleh penghargaan dari Dewan Kesenian Jakarta dan kumpulan sajak Sihir Hujan – yang ditulisnya ketika ia sedang sakit – memperoleh Anugerah Puisi Poetra Malaysia. Kabarnya, hadiah sastra berupa uang sejumlah Rp 6,3 juta saat memperoleh Anugerah Puisi Poetra Malaysia langsung dibelanjakannya memborong buku. Selain itu ia pernah memperoleh penghargaan SEA Write pada 1986 di Bangkok, Thailand.
Bekas anggota Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) ini juga menulis esei dan kritik. Sapardi, yang pernah menjadi redaktur Basis dan kini bekerja di redaksi Horison, berpendapat, di dalam karya sastra ada dua segi: tematik dan stilistik (gaya penulisan). Secara gaya, katanya, sudah ada pembaruan di Indonesia. Tetapi di dalam tema, belum banyak. Selain melahirkan puisi-puisi, Sapardi juga aktif menulis esai, kritik sastra, artikel serta menerjemahkan berbagai karya sastra asing. Dengan terjemahannya itu, Sapardi mempunyai kontribusi penting terhadap pengembangan sastra di Tanah Air. Selain dia menjembatani karya asing kepada pembaca sastra, ia patut dihargai sebagai orang yang melahirkan bentuk sastra baru. Sumbangsih Sapardi juga cukup besar kepada budaya dan sastra, dengan melakukan penelitian, menjadi narasumber dalam berbagai seminar dan aktif sebagai administrator dan pengajar, serta menjadi dekan Fakultas Sastra UI periode 1995-1999. Dia menjadi penggagas pengajaran mata kuliah Ilmu Budaya Dasar di fakultas sastra.
Beberapa puisinya sangat populer dan banyak orang yang mengenalinya, seperti Aku Ingin (sering kali dituliskan bait pertamanya pada undangan perkawinan), Hujan Bulan Juni, Pada Suatu Hari Nanti, Akulah si Telaga, dan Berjalan ke Barat di Waktu Pagi Hari.
31. Analisis puisi sajak putih karya sapardi djoko damono, tentukan kata konkret dan gaya bahasa
Berikut adalah analisis lebih lanjut mengenai kata konkret dan gaya bahasa yang digunakan dalam puisi tersebut:
Kata konkret:
Kata konkret adalah kata yang mengacu pada objek atau hal yang dapat dilihat, diraba, atau diindera secara fisik. Dalam "Sajak Putih," Sapardi Djoko Damono menggunakan beberapa kata konkret yang memberikan gambaran visual yang kuat kepada pembaca, antara lain:"burung-burung jalak" (baris 2): menggambarkan burung jalak sebagai objek yang konkret dan dapat terlihat."sajak-sajak" (baris 4): menggambarkan sajak-sajak sebagai objek konkret yang dapat diraba."pohon" (baris 6): menggambarkan pohon sebagai objek konkret yang dapat dilihat.Gaya bahasa:
Gaya bahasa yang digunakan dalam puisi ini juga mencerminkan kekhasan Sapardi Djoko Damono. Beberapa gaya bahasa yang dapat ditemukan dalam "Sajak Putih" antara lain:Metafora: Gaya bahasa ini digunakan untuk membandingkan dua hal yang berbeda namun memiliki kesamaan. Contohnya terdapat pada baris 5, "aku ingin mencintaimu dengan sederhana," di mana mencintaimu dengan sederhana bukanlah makna harfiah, tetapi menggambarkan cara mencintai yang tulus dan tidak rumit.Personifikasi: Gaya bahasa ini memberikan atribut manusia pada objek non-manusia. Contohnya terdapat pada baris 2, "burung-burung jalak sering hinggap di halaman rumahku," di mana burung-burung jalak diberikan kemampuan untuk hinggap di halaman rumah.Rekursi: Gaya bahasa ini mengulang kata atau frasa untuk memberikan penekanan dan kekuatan dalam pengungkapan. Contohnya terdapat pada baris 9, "maka dari itu aku tak mencoba menceritakan," di mana pengulangan kata "maka dari itu" memberikan penekanan pada alasan mengapa penulis tidak mencoba menceritakan.Repetisi: Gaya bahasa ini mengulang kata atau frasa secara berulang-ulang untuk memberikan efek ritme atau pengulangan makna yang kuat. Contohnya terdapat pada baris 3, "itu saja," yang diulang sebanyak tiga kali untuk memberikan kesan pengulangan yang menonjol.PembahasanPuisi yaitu merupakan sebuah karya sastra yang isinya berupa ungkapan hati dari seorang penulis yang di mana di dalamnya terdapat suatu irama, lirik, rima, dan ritme pada tiap baris puisi. Puisi itu sendiri akan dikemas dalam bahasa yang penuh dengan imajinatif serta disusun dengan kata yang padat dan juga bermakna.
Ciri-ciri puisi:
Berima dan bersajak teratur.Memiliki makna yang konotatif.Bersifat simetris.Puisi bersajak syair, atau berpola pantun yang terdapat pada puisi lama.Puisi terdiri dari satu bentuk kesatuan yang bersifat sintaksis atau yang disebut dengan gatra.Bahasa yang dipakai oleh puisi yaitu bahasanya lebih padat daripada prosa dan juga drama.Pelajari lebih lanjutMateri penjelasan tentang puisi pada link brainly.co.id/tugas/21548899Materi penjelasan tentang puisi bertema cita-cita pada link brainly.co.id/tugas/16070487Materi penjelasan tentang contoh puisi pada link brainly.co.id/tugas/5137511Detil JawabanKelas : VIII
Mapel : Bahasa Indonesia
Bab : Bab 1 - Sastra
Kode : 8.1.1
#AyoBelajar
#SPJ2
32. rima puisi Dalam Diriku Karya Sapardi Djoko Damono
Jawaban:
rimanya a-a-a-a
Penjelasan:
belakangnya berakhiran huruf a semua :)
33. Siapa tokoh yang mengagumi sapardi djoko damono
Jawaban:
prof. Dr .Sapardi Djoko Damono adalah seorang pujangga berkebangsaan Indonesia terkemuka. Ia kerap dipanggil dengan singkatan namanya, SDD. Ia adalah putra pertama pasangan Sadyoko dan Saparian . Sapardi dikenal melalui berbagai puisinya mengenai hal-hal sederhana namun penuh makna kehidupan, sehingga beberapa di antaranya sangat populer, baik di kalangan sastrawan maupun khalayak umum.
Penjelasan:
#smoga membantu☺️
34. puisi aku ingin karya Sapardi Djoko Damono merupakan ungkapan apa
Jawaban:
puisi ini bermakna kerinduan yang begitu dalam dari sang penyair untuk mencintai kekasihnya apa adanya dengan segala keterbatasan yang ada padanya. Sang penyair ingin menembus keterbatasan itu semata-mata untuk bisa mencintai sang kekasih.
35. sebutkan gaya bunyi pada puisi sajak putih karya sapardi djoko damono!
Jawaban:
puisi terdiri dari 4 bait
Penjelasan:
semoga membantu
36. Latar belakang keluarga sapardi djoko damono
SAPARDI DJOKO DAMONO
Prof.Dr. Sapardi Djoko Damono lahir di Surakarta , 20 maret 1940. Masa mudanya dihabiskan di Surakarta. Sapardi bersekolah SD di Sekolah Dasar Kasatrian. Setelah itu ia melanjutkan ke SMP Negeri 2 Surakarta. Pada saat itulah kegemarannya terhadap sastra mulai nampak. Sapardi lulus dari SMA pada tahun 1955. Kemudian ia melanjutkan sekolah ke SMA Negeri 2 Surakarta. Sapardi menulis puisi sejak duduk di kelas 2 SMA. Karyanya dimuat pertama kali oleh sebuah suat kabar di Semarang. Tidak lama kemudian, karya sastranya berupa puisi-puisi banyak diterbitkan di berbagai majalah sastra, majalah budaya dan diterbitkan dalam buku-buku sastra. Sapardi lulus dari SMA pada tahun 1958.
Setelah lulus SMA, Sapardi melanjutkan pendidikan di jurusan Sastra Barat FS&K di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Setelah lulus kuliah, selain menjadi penyair ia juga melaksanakan cita-cita lamanya untuk menjadi dosen. Ia meraih gelar sarjana sastra tahun 1964. Kemudian Sapardi memperdalam pengetahuan di Universitas Hawaii, Honolulu, Amerika Serikat (1970-1971) dan meraih gelar Doktor dari Universitas Indonesia (1989). Setelah itu, Sapardi mengajar di IKIP Malang cabang Madiun selama empat tahun. Kemudian dilanjutkan di Universitas Diponegoro , Semarang, juga selama empat tahun. Sejak tahun 1974, Sapardi mengajar di FS UI. Beberapa karyanya yang sudah ada di tengah masyarakat antara lain DukaMu Abadi (1969), Mata Pisau dan Aquarium (1974). Sapardi juga menulis buku ilmiah, satu di antaranya Sosiologi Sastra, Sebuah Pengantar Ringkas. (1978).
Para pengamat menilai sajak-sajak Sapardi dekat dengan Tuhan dan kematian. “Pada Sapardi, maut atau kematian dipandang sebagai bagian dari kehidupan; bersama kehidupan itu pulalah maut tumbuh,” tulis Jakob Sumardjo dalam harian Pikiran Rakyat, 19 Juli 1984. Sebuah karya besar yang pernah ia buat adalah kumpulan sajak yang berjudul Perahu Kertas dan memperoleh penghargaan dari Dewan Kesenian Jakarta dan kumpulan sajak Sihir Hujan – yang ditulisnya ketika ia sedang sakit – memperoleh Anugerah Puisi Poetra Malaysia. Kabarnya, hadiah sastra berupa uang sejumlah Rp 6,3 juta saat memperoleh Anugerah Puisi Poetra Malaysia langsung dibelanjakannya memborong buku. Selain itu ia pernah memperoleh penghargaan SEA Write pada 1986 di Bangkok, Thailand.
Bekas anggota Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) ini juga menulis esei dan kritik. Sapardi, yang pernah menjadi redaktur Basis dan kini bekerja di redaksi Horison, berpendapat, di dalam karya sastra ada dua segi: tematik dan stilistik (gaya penulisan). Secara gaya, katanya, sudah ada pembaruan di Indonesia. Tetapi di dalam tema, belum banyak. Selain melahirkan puisi-puisi, Sapardi juga aktif menulis esai, kritik sastra, artikel serta menerjemahkan berbagai karya sastra asing. Dengan terjemahannya itu, Sapardi mempunyai kontribusi penting terhadap pengembangan sastra di Tanah Air. Selain dia menjembatani karya asing kepada pembaca sastra, ia patut dihargai sebagai orang yang melahirkan bentuk sastra baru. Sumbangsih Sapardi juga cukup besar kepada budaya dan sastra, dengan melakukan penelitian, menjadi narasumber dalam berbagai seminar dan aktif sebagai administrator dan pengajar, serta menjadi dekan Fakultas Sastra UI periode 1995-1999. Dia menjadi penggagas pengajaran mata kuliah Ilmu Budaya Dasar di fakultas sastra.
Beberapa puisinya sangat populer dan banyak orang yang mengenalinya, seperti Aku Ingin (sering kali dituliskan bait pertamanya pada undangan perkawinan), Hujan Bulan Juni, Pada Suatu Hari Nanti, Akulah si Telaga, dan Berjalan ke Barat
biar lebih detail ☺
37. apa kesan umum terhadap puisi sapardi djoko damono?
Tergantung puisinya juga
38. bagaimana parafrase kuhentikan hujan karya sapardi djoko damono
Hai Salam Kenal ^_^
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas : 7
Kata Kunci : parafrase
Kode Kategori : 6.4.8
Parafrase puisinya
Hujan yang terus berlalu tetapi tidak berhenti henti, orang yang tidak bersyukur
39. cita cita sapardi djoko damono
Jadi dosen. ... .... ... .... ....cita-cita lamanya: menjadi dosen. “Jadi dosen ‘kan enak. Kalau pegawai kantor, harus duduk dari pagi sampai petang,”
semoga membantu ☺
40. Hal yang dapat diteladani dari sosok sapardi djoko damono
kita ambil dari sisi positinya dengan sabar ramah tegas dan bertanggung jawab